Technopreneur merupakan penggabungan antara pemanfaatan perkembangan Teknologi dan Entrepreneur. Dimana entrepreneur sendiri dapat didefinisikan sebagai sesesorang yang menciptakan bisnis/ usaha dengan keberanian untuk mengambil resiko guna mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang ada.
Istilah
technopreneur baru muncul di akhir tahun 1990-an dan mulai booming di tahun
2000-an semenjak teknologi Internet sudah mulai merambah ke pelosok-pelosok
negara. Ditambah lagi dengan eksisnya perusahaan-perusahaan Information
Technology (IT) raksasa seperti Microsoft, Yahoo, Google, Apple dan sebagainya
yang income perusahaannya mencapai milyaran dolar per bulan. Hingga muncul
seorang technopreneur sejati bernama Bill Gates sebagai orang terkaya nomor satu
di dunia versi majalah Forbes.
Amerika
Serikat merupakan negara yang berperan penting dalam sejarah technopreneurship
dunia. Silicon Valley, lembah yang terletak di negara bagian California, AS, menyimpan
banyak cerita sukses tentang technopreneurship.
Budaya
inovasi dan technopreneurship yang berkembang di lembah yang menjadi markas
bagi kampus-kampus ternama dan perusahaan-perusahaan teknologi kelas dunia itu
tak hanya menginspirasi anak-anak muda di negeri Paman Sam, tetapi juga
anak-anak muda di seluruh dunia.
Memiliki
bisnis sendiri sudah menjadi sebuah “American dream” - mimpi orang Amerika. Belum
lama ini, perusahaan software Intuit mengumumkan hasil studinya. Pada tahun
2020, lebih dari 40 persen tenaga kerja produktif di AS atau sekitar 60 juta
orang akan bekerja sendiri.
Dikutip
dari BusinessInsider, menurut hasil studi tersebut, kebanyakan penduduk di AS
lebih memilih untuk bekerja sebagai freelancer, kontraktor, atau pengusaha.
Studi itu pun menyimpulkan bahwa dalam tujuh tahun mendatang, jumlah usaha
kecil di AS akan meningkat lebih dari 7 juta.
Sejarah
technopreneurship di Tanah Air sudah dimulai pada era tahun 1990-an, dan
geliatnya semakin terasa terutama pada akhir tahun 2000-an hingga 3-5 tahun
belakangan ini.
Semakin
banyak anak muda Indonesia bercita-cita ingin menjadi pengusaha, tidak bekerja
untuk orang lain atau perusahaan alias bekerja untuk diri sendiri, sesuai
dengan passion mereka, dan dengan jadwal kerja yang fleksibel.
Dalam
buku Startup, Indonesia! dipaparkan bahwa perkembangan technopreneurship dan
industri digital di Indonesia didorong oleh beberapa faktor. Di antaranya,
banyak anak muda terinspirasi oleh kesuksesan perusahaan-perusahaan rintisan
(startup) di luar negeri, serta semakin majunya infrastruktur dan teknologi di
dalam negeri.
Sumber
Referensi :
test koment
BalasHapushi this is the reply
Hapus